Rabu, 23 November 2016

Bimbingan Pra & Pasca Nikah: GBI Gihon Pekanbaru (Part II)

Modul I (Dasar-Dasar Pernikahan Kreisten) dan Modul II (Komunikasi Dalam Pernikahan) dapat dibaca disini 


Modul III
Pekerjaan dan Mengelola Keuangan
I.          Pekerjaan
Empat Area Bagian Allah dalam Pekerjaan
a.         Allah memberikan pekerjaan sebelum manusia jatuh dalam dosa
b.        Allah memberikan keahlian untuk bekerja
c.         Allah mendatangkan keberhasilan (Kejadian 39:2-3)
d.      Allah yang mempromosikan/mendatangkan kenaikan pangkat (Mazmur 75:7-8; Ulangan 28:1, 13)
Bagian Manusia dalam Pekerjaan
a.       Tanggungjawab majikan
-       Layanilah pegawai/karyawan anda (Matius 20:26; Markus 10:45)
-       Jadilah seorang komunikator yang baik (Kejadian 11:6-7; Ayub 31:13-15)
-   Bayarlah upah yang adil kepada pegawai-pegawai anda dengan segera (Ulangan 24:14-15; Maleaki 3:5)
-       Doakan pegawai/karyawan anda (Kejadian 30:27; 39:4-5)

b.      Tanggungjawab pegawai/karyawan
-       Berlaku jujur (Daniel 6:5)
-       Tetap setia (Daniel 6:5)
-       Tetaplah berdoa (Daniel 6:11; I Tesalonika 5:17)
-       Menghormati majikan (Daniel 6:22) dan rekan-rekan sekerjanya (Amsal 30:10)
-       Menyaksikan imannya (II Raja-raja 5:3; Daniel 6:20, 26)

II.       Mengelola Keuangan
A.      Tiga masalah keuangan yang biasa dihadapi oleh pasangan
1.      Apabila suami/istri memiliki ambisi “menimbun” kekayaan (Ibrani 13:5; I Timotius 6:10)
Ambisi ini dapat merampas waktu dan tenaga yang seharusnya kita berikan kepada keluarga kita. Bila kekayaan menjadi tujuan dari suatu pernikahan, maka keluarga tersebut sangat rapuh. Karena kekayaan tidak pernah ada batasnya karena berapapun fasilitas yang ada pada manusia tanpa disertai ucapan syukur dan rasa cukup, selalu tidak pernah cukup, tetapi terus merasa kurang.
2.      Apabila suami/istri mulai tidak bersepakat dalam pengelolaan dan penggunaan dana (Amos 3:3)
Karena adanya perbedaan latar belakang, kebiasaan memakai uang dan gaya hidup dari suami dan istri maka akan timbul perbedaan sudut pandang, urutan prioritas dan keinginan/minat masing-masing dalam penggunaan kelebihan dana. Kesepakatan dalam menggunakann uang adalah sesuatu hal yang perlu didiskusikan oleh tiap pasangan suami istri. Sering terjadi suami atau istri secara diam-diam, memberikan sejumlah uang kepada keluarganya. Hal ini dapat menimbulkan konflik dalam pernikahan. Karena pernikahan menjadi suami istri menjadi satu, termasuk properti yang dimiliki juga menjadi satu. Apabila ingin memberikan uang kepada keluarga sebaiknya di diskusikan terlebih dahulu. Karena uang sangat sensitif yang dapat menimbulkan pertengkaran antar suami istri. Uang adalah salah satu penyebab konflik diantara tiga penyebab konflik yang paling banyak dalam pernikahan.
3.      Apabila suami/istri menghadapi krisis keuangan (Amsal 21:17, 25; 28:20, 22)
Banyak dari kebiasaan pengeluaran yang buruk berasal dari pembelian-pembelian tidak penting yang sebaiknya sepele dan sederhana. Bila anda mengetahui perbedaan antara kebutuhan dan keinginan, anda berada dalam kendali.
Merencanakan keuangan keluarga merupakan cara terbaik untuk menghindari masalah keuangan dalam keluarga. Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk tidak menimbun harta dibumi, karena dimana harta kita berada, disana hati kita pun berada.

B.       Uang dalam pandangan Allah
1.  Selama kita masih hidup, kehidupan yang sejati tidak terdiri dari kelimpahan benda-benda materi  (Lukas 12:15).
Hidup manusia tidak tergantung pada kekayaan, tetapi kepada Tuhan. Pastikan uang tidak menguasai anda sebaliknya andalah yang menguasai uang (Lukas 18:18-23; Matius 19:21-22)
2.      Menjadi kaya dihadapan Allah ialah ketika seseorang tidak dikuasai oleh kekuatiran yang berkaitan dengan materi (Lukas 12:21).
3.      Segala sesuatu yang kita miliki adalah milik Allah.
4.      Mengembalikan apa yang menjadi milik Allah (Persepuluhan).
5.      Jangan pernah memamerkan pemberian kita kepada orang lain (Matius 6;1-4).
6.     Jadilah seperti danau Galilea yang menerima dan menyalurkan (Matius 18:27; Lukas 19:8-9).
Setiap pasangan yang bersedia menjadi saluran berkat, justru menjadi pasangan yang akan mengalami berkat Tuhan yang berkelimpahan.
7.      Memprioritaskan kerajaan Allah daripada kebutuhan diri sendiri akan mendapatkan berkat seratus kali lipat (Matius 19:29-30)
8.      Apa yang anda berikan akan dilipatgandakan dan dikembalikan kepada anda dengan limpah (Lukas 6:38)
9.      Ukuran pemberian tidak begitu penting, yang lebih penting adalah kemampuan si pemberi (Markus 12:41-44; Lukas 21:1-4)
10.  Harta milik dan talenta adalah hal yang perlu kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah (Matius 25:14-30)
11.  Keberadaan kita jauh lebih penting dari pada apa yang kita miliki (Lukas 16:1-13)

C.     Sikap yang Benar Tentang Uang
1.      Belajar untuk merasa puas (I Timotius 6:6-8; Ibrani 13:5)
2.      Belajar untuk menghindari rasa iri hati (Mazmur 37:3-5)
3.     Jangan menentukan gaya hidup anda dengan membandingkannya dengan orang lain.
4.      Berdoalah minta tuntunan Allah untuk mengelola uang anda untuk kemuliaan-Nya
5.      Berusaha untuk hidup sederhana (Ibrani 13:5)
6.      Sejumlah uang yang banyak tanpa kendali Allah akan berakhir dengan sia-sia (Pengkhotbah 12:8; Markus 8:36)
7.      Janganlah serupa dengan dunia ini (Roma 12:2)
Jumlah uang yang banyak merupakan ukuran kesuksesan bagi dunia ini. Tetapi bagi Allah sangat berbeda. Kesuksesan yang sejati adalah kesuksesan untuk melakukan kehendak Allah.
Modul IV
Mengubah Konflik Menjadi Berkat
Sumber/Penyebab Terjadinya Konflik
1.      Perbedaan karakter/kepentingan
2.      Perbedaan paham/pemahaman/persepsi/interpretasi
3.      Perilaku yang kurang menghargai orang lain
4.      Kompetisi nyata ataupun tersembunyi untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan/diluar jangkauan.
5.      Tugas dan tanggung jawab yang tidak dirumuskan secara jelas
Tahapan Konflik
1.      - Perasaan tidak nyaman
Ketika suami istri memiliki dua kepentingan/paham yang berbeda, tetapi mereka tidak menemukan solusinya, bahkan cenderung bertentangaan, maka hal inilah yang membawa kepada perasaan tidak nyaman.
-   Kebiasaan-kebiasaan yang berbeda.
Setiap pribadi pasti memiliki kebiasaan yang tidak sama. Dalam pergaulan semasa pranikah hal ini tidak terlalu kelihatan. Tetapi sesudah menikah, satu persatu akan muncul. Contohnya: bagaimana bangun tidur? Merapikan kamar atau tidak? Kebiasaan mandi. Semua perbedaan ini dapat menimbulkan konflik yang serius dalam keluarga.
2.      Kesalahpahaman
Kesalahpahaman sering terjadi karena tidak ada komunikasi yang baik antar suami istri. Komunikasi yang baik tidak dapat terjadi secara otomatis, tetapi harus di usahakan oleh suami istri secara bersama. Kedua belah pihak harus memiliki kesadaran akan hal ini, serta terus menerus mengusahakan untuk menciptakan komunikasi yang pas sesuai pasangannya.
3.      Insiden
Perasaan yang tidak nyaman dan kesalahpahaman jika berlangsung dalam waktu yang cukup lama dapat menimbulkan insiden dalam hubungan suami istri.
-   Insiden tersebut dapat berupa pertengkaran, kemarahan, sampai kepada perselingkuhan, bahkan sampai pada keinginan untuk bercerai.
-    Perselingkuhan, sering terjadi karena adanya dua kebutuhan/kepentingan yang tidak dapat ditemukan dalam pasangannya. Namun kebutuhan tersebut justru ditemukan dalam diri orang lain.
-   Insiden dalam tahap ini akan berdampak ke banyak area, bukan hanya suami istri, tetapi dapat juga dialami oleh keluarga besar dan anak-anak.
4.      Ketegangan
Setelah adanya insiden, sering terjadi ketegangan dalam hubungan suami istri. Ketegangan ini dapat mempengaruhi aspek-aspek kehidupan, seperti: emosi, gampang marah, stress dan hubungan yang terganggu antara suami istri.
Suasana ketegangan ini dapat menimbulkan:
-         Sulit mengadakan mezbah keluarga
-         Kehilangan dalam sejahtera
-         Kehilangan sukacita
-         Kehilangan gairah untuk bercinta
-         Kehilangan keintiman
-         Kehilangan empati terhadap pasangannya
-         Kehilangan kreatifitas
-         Kehilangan berkat-berkat rohani
-         Kehilangan gairah hidup
5.      Krisis
Krisis adalah puncak dari satu konflik yang terjadi. Jika krisis ini tidak diatasi, maka hubungan suami istri dapat hancur. Dalam keadaan krisis bisa berbagai hal mungkin terjadi:
a.       Hilangnya keintiman secara emosi
Suami istri sudah tidak dapat bercengkrama satu dengan yang lain. Percakapan sudah tidak nyambung lagi, walau pun sebenarnya banyak topik yang harus dibicarakan.
b.      Dapat saling melukai
Kerena keintiman emosi telah hilang, sebaliknya justru kekecewaan yang tersimpan dalam hati. Maka suami istri cenderung untuk melukai satu dengan lain baik melalui sikap maupun kata-kata.
c.       Pisah ranjang
Pisah ranjang tidak selalu tinggal di rumah yang berbeda, tetapi dapat juga terjadi masih dirumah yang sama, tetapi suami istri tidur di ranjang yang berbeda.
d.      Proses perceraian
Salah satu pihak mulai menghubungi pengacara untuk mengadakan gugatan cerai di pengadilan. 

TUJUH LANGKAH MENGUBAH KONFLIK MENJADI BERKAT
1.      Meminta hikmat dari Tuhan (Kolose 2:3; Yakobus 3:17)
2.      Memiliki sikap mau belajar
Masing-masing pasangan akan menang jika dapat belajar dan bertumbuh melalui pengalaman. Terus ingin belajar dan bertumbuh adalah sikap utama yang dibutuhkan ketika pasangan diperhadapkan pada suatu konflik.
3.      Membangun komunikasi
Membangun komunikasi yang terbuka dan menyeluruh. Orang dewasa berkomunikasi penuh dengan keberanian tetapi menggunakan pertimbangan (tenggang rasa), sehingga komunikasinya terbuka, langsung, tetapi tidak menyakiti perasaan orang lain (pasangan).
4.      Meng-introspeksi diri
Memiliki paradigma yang saling melayani satu sama lain, sehingga apapun yang dilakukan oleh salah seorang pasangan kepada pasangannya seolah-olah dilakukan untuk Tuhan bukan untuk manusia. (Kolose 3:23; Amsal 28:13)
5.      Memiliki jiwa besar
-       Cukup rendah hati untuk menerima dan mengakui kelebihan orang lain.
-       Cukup berjiwa besar untuk menerima dan mengakui kekurangan dan kelemahan diri.
6.      Mempersingkat konflik
Segera mengakui dan saling minta maaf, memeluk dan pasti akan berlanjut dengan kebahagiaa. (Efesus 4:26)
7.      Mengendalikan emosi
Kemaran tidak perlu disimpan seperti mengkoleksi perangko, karena akan tetap muncul mungkin dalam bentuk lain. Kemarahan tidak pernah membantu kita menyelesaikan konflik atau membantu kita bertumbuh dari konflik. (Yakobus 1:20)

Modul Va
Sembilan Bulan Pertama Dalam Hidup
(maaf saya lngng lompat modul Vb ya)
Modul Vb
Keluarga Berencana Dalam Terang Alkitab
Manfaat Keluarga Berencana
Keluarga berencana dapat mencegah munculnya bahaya-bahaya akibat:
1.      Kehamilan terlalu dini
2.      Kehamilan terlalu tua
3.      Kehamilan yang terlalu berdekatan jaraknya
4.      Kehamilan yang jaraknya sangat dekat memiliki resiko yang tinggi
Metode-Metode Keluarga Berencana:
Pertama: Metode KB Alamiah
1.      Metode Kalender
2.      Metode Suhu Basal
3.      Metode Pengamatan Lendir
4.      Metode Keefe
5.      Metode Simpto-termal
6.      Metode Menyusui Tanpa Haid
Kedua: Metode KB Buatan
1.      Alat kontrasepsi mekanis terdiri dari kondom dan diafragma.
2.      Alat kontrasepsi kimiawi, contohnya: spermisidal.
3.      Alat kontrasepsi hormonal, terdiri dari pil KB, suntikan KB dan susuk KB
4.      Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau IUD (di masyarakat dikenal spiral)
5.      Alat kontrasepsi mantap: tubektomi (pada wanita) dan vasektomi (pada pria)
Metode KB terdiri dari dua kategori, yaitu:
A.    Metode KB yang dapat dipulihkan
Metode KB yang dapat dipulihkan adalah pil KB, susuk KB, kondom dengan krim/jelly, diafragma/diafragma vagina, busa/tisue/krim vagina, metode pantang berkala, metode interptus/metode pencabutan, dan IUD (Intra Uteri Device) atau AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim).
“IUD adalah sebuah cakram plastik dengan bentuk tidak beraturan atau bentuk T yang halus dan lentur dapat dimasukkan oleh seorang dokter melalui saluran leher rahim kedalam lubang rahim. Karena IUD membiarkan terjadi pembuahan tetapi tempat untuk menempel sel telur yang telah dibuahi oleh sperma dihalangi oleh IUD sehingga terjadi keguguran/aborsi. Oleh sebab itu orang Kristen tidak diperbolehkan memakai kontrasepsi ini, karena IUD merupakan alat yang abortif”.
B.       Pengendalian kehamilan secara permanen, yaitu:
1.      Vasektomi yaitu tindakan menutup kedua saluran mani secara permanen.
2.      Tubektomi yaitu tindakan menutup saluran telur sebelah kanan dan kiri secara permanen.
“Pasangan Kristen disarankan untuk tidak melakukan operasi ini, karena tindakan ini langsung berkaitan dengan organ-organ reproduksi. Alkitab berkata bahwa hanya Allah yang memiliki otoritas untuk membuka dan menutup kandungan, bukan manusia (Kejadian 29:1; 30:22; 1 Samuel 1:6; Yesaya 66:9)
Suami istri perlu mempertimbangkan  kesepakatan dalam memilih KB yang mereka gunakan. Kesepakatan inii tidak hanya dalam pengertian nyaman bagi mereka berdua secara teknis, namun yang lebih penting mereka harus sepakat dalam masalah prinsip, yakni metode yang mereka gunakan bukanlah yang bersifat aborsi, tetapi pencegahan kehamilan.
Note: metode keluarga berencana tidak dibenenarkan jika pemakaiannya diluar dari hubungan suami dan istri.